12 Cara Atasi Kerewelan Anak
A
A
A
JAKARTA - Banyak orangtua terpancing emosi saat menghadapi anak yang rewel sehingga memunculkan sikap kasar yang dapat melukai fisik maupun mental si buah hati. Sebaiknya Anda mengetahui dan memahami bagaimana mengatasi anak rewel agar hal tersebut tidak sampai terjadi.
Anak yang selalu rewel memang merepotkan. Tak jarang terjadi, si kecil yang berusia batita maupun balita menjadi begitu rewel. Sedikit-sedikit menangis, menjerit, kadang disertai amukan. Sampai-sampai dalam melakukan kegiatan sehari-hari dia selalu mengawali dengan menangis terlebih dulu. Perilaku ini sering tak kenal waktu dan tempat. Apalagi jika penyebab rengekan dan tangisan anak tersebut tidak diketahui secara jelas dan berlangsung tiba-tiba.
Para pakar psikologi menganggap, sifat rewel merupakan suatu proses yang wajar bagi perkembangan seorang anak. Anak yang rewel biasanya mengindikasikan ada sesuatu yang tidak beres pada dirinya. Penyebabnya bisa dari dalam maupun luar tubuh anak. Bagi anak yang usianya masih kecil, penyebab rewel umumnya karena kondisi anak yang sedang tidak nyaman. Misalnya merasa mengantuk, kedinginan, kehausan, lapar, ataupun kepanasan. Untuk itu, orang tua mesti menganalisi dua sumber penyebab ini dengan teknik mendengar aktif, terutama bagi anak yang sudah bisa bicara.
Cara apa lagi yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak rewel? Berikut adalah langkah yang bisa Anda ambil, yang dirangkum dari beberapa sumber:
1. Cari tahu penyebab rewelnya dan selesaikan permasalahan itu. Umumnya bila disebabkan masalah fisik, anak akan segera kembali ceria jika dirinya sudah kembali nyaman.
2. Jangan berikan perhatian khusus pada saat anak rewel. Bila perlu jangan penuhi permintaannya sehingga dia menyadari bahwa cara yang telah dilakukan tidaklah benar. Tindakan ini bisa sekaligus untuk mengajari si batita mengendalikan diri.
3. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan bahwa cara yang dilakukan adalah salah dan biasakan untuk memberi perhatiaan kepada anak setiap saat, terutama ketika dia bersikap manis.
4. Jangan manjakan anak. Rewel dapat juga disebabkan karena anak terlalu dimanja. Saat orangtua meninggalkan anak, maka anak tidak terima dan rewel. Berikan penjelasan kalau orangtua akan kembali. Jika masih rewel mungkin orangtua harus tegas, karena memang tidak semua keinginan anak harus dituruti. Tegas di sini bukan dengan kekerasan tentu. Di samping itu orangtua juga mengajarkan anak mandiri sejak dini.
5. Jangan paksakan keinginan Anda. Cobalah untuk berstrategi dengan cara melontarkan pilihan semu, yaitu pilihan-pilihan yang tetap memiliki tujuan akhir yang sama. Melalui cara ini, anak diharapkan dapat sekaligus belajar untuk mengambil keputusan sehingga bisa memupuk rasa percaya dirinya.
6. Hindari memarahi anak. Ketika anak rewel, orangtua jangan bereaksi dengan cara memarahi atau bersikap tidak sabar. Biarkan si anak menyampaikan perasaan tidak enaknya untuk beberapa saat sampai akhirnya ia merasa puas. Memarahinya tidak akan menyelesaikan masalah karena emosi anak menyebabkan rewel anak semakin menjadi-jadi.
7. Jangan terpancing. Rangkullah si anak dan ucapkan kalimat yang menenangkan. Dengan rangkulan dan kalimat yang menenangkan akan membuat dia merasa nyaman. Perasaan nyaman dan terlindungi, niscaya tak akan membuat anak jadi rewel berkepanjangan.
8. Jangan paksa anak melakukan sesuatu yang memang belum mampu dilakukannya. Untuk memacu semangatnya sekaligus membangun rasa percaya diri, berikan penghargaan walaupun kemampuan yang dicapai sangatlah kecil.
9. Anda hendaknya tak mudah putus asa bila melihat anak misalnya tergolong bertemperamen slow to warm up, yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri. Tumbuhkan saja pikiran positif bahwa Anda dapat membentuknya menjadi anak yang baik. Dengan keyakinan ini, interaksi anak-orangtua yang terbentuk niscaya akan baik.
10. Cara Anda berinteraksi dengan anak dapat memengaruhi sikapnya. Misal, anak yang memiliki kecenderungan rewel bisa jadi bertambah rewel saat memahami rewel dapat dijadikan sebagai senjata bagi dirinya. Apalagi bila orangtua selalu memenuhi atau mengalah saat dia bersikap rewel. Namun, bila Anda bersikap tidak mudah lunak dengan sikap rewelnya yang dijadikan sebagai senjata, maka bisa jadi dia tidak menjadi rewel karena ia sudah mengalami bahwa cara itu bukanlah cara efektif untuk meminta. Jadi interaksi yang benar bakal memengaruhi sikap anak.
11. Pemberian label pada anak malah akan menyebabkannya menjadi tak percaya diri. Bahkan bisa jadi lambat laun dia menjadi anak seperti yang dilabelkan selama ini. Umpama, diberi label si rewel dan si cengeng. Bisa jadi anak memilih bersikap rewel sepanjang waktu.
12. Untuk membangun sikap positif anak, tangkap-basahlah sikap manisnya dan berikan penghargaan. Jangan hanya memberikan perhatian saat anak sedang bersikap buruk. Dan, setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas orangtua adalah memaksimalkan kelebihan anak dan meminimalkan kekurangannya. Hal itu dapat menumbuhkan rasa percaya anak bahwa dirinya memang memiliki keistimewaan.
Anak yang selalu rewel memang merepotkan. Tak jarang terjadi, si kecil yang berusia batita maupun balita menjadi begitu rewel. Sedikit-sedikit menangis, menjerit, kadang disertai amukan. Sampai-sampai dalam melakukan kegiatan sehari-hari dia selalu mengawali dengan menangis terlebih dulu. Perilaku ini sering tak kenal waktu dan tempat. Apalagi jika penyebab rengekan dan tangisan anak tersebut tidak diketahui secara jelas dan berlangsung tiba-tiba.
Para pakar psikologi menganggap, sifat rewel merupakan suatu proses yang wajar bagi perkembangan seorang anak. Anak yang rewel biasanya mengindikasikan ada sesuatu yang tidak beres pada dirinya. Penyebabnya bisa dari dalam maupun luar tubuh anak. Bagi anak yang usianya masih kecil, penyebab rewel umumnya karena kondisi anak yang sedang tidak nyaman. Misalnya merasa mengantuk, kedinginan, kehausan, lapar, ataupun kepanasan. Untuk itu, orang tua mesti menganalisi dua sumber penyebab ini dengan teknik mendengar aktif, terutama bagi anak yang sudah bisa bicara.
Cara apa lagi yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak rewel? Berikut adalah langkah yang bisa Anda ambil, yang dirangkum dari beberapa sumber:
1. Cari tahu penyebab rewelnya dan selesaikan permasalahan itu. Umumnya bila disebabkan masalah fisik, anak akan segera kembali ceria jika dirinya sudah kembali nyaman.
2. Jangan berikan perhatian khusus pada saat anak rewel. Bila perlu jangan penuhi permintaannya sehingga dia menyadari bahwa cara yang telah dilakukan tidaklah benar. Tindakan ini bisa sekaligus untuk mengajari si batita mengendalikan diri.
3. Ajak anak berkomunikasi. Sampaikan bahwa cara yang dilakukan adalah salah dan biasakan untuk memberi perhatiaan kepada anak setiap saat, terutama ketika dia bersikap manis.
4. Jangan manjakan anak. Rewel dapat juga disebabkan karena anak terlalu dimanja. Saat orangtua meninggalkan anak, maka anak tidak terima dan rewel. Berikan penjelasan kalau orangtua akan kembali. Jika masih rewel mungkin orangtua harus tegas, karena memang tidak semua keinginan anak harus dituruti. Tegas di sini bukan dengan kekerasan tentu. Di samping itu orangtua juga mengajarkan anak mandiri sejak dini.
5. Jangan paksakan keinginan Anda. Cobalah untuk berstrategi dengan cara melontarkan pilihan semu, yaitu pilihan-pilihan yang tetap memiliki tujuan akhir yang sama. Melalui cara ini, anak diharapkan dapat sekaligus belajar untuk mengambil keputusan sehingga bisa memupuk rasa percaya dirinya.
6. Hindari memarahi anak. Ketika anak rewel, orangtua jangan bereaksi dengan cara memarahi atau bersikap tidak sabar. Biarkan si anak menyampaikan perasaan tidak enaknya untuk beberapa saat sampai akhirnya ia merasa puas. Memarahinya tidak akan menyelesaikan masalah karena emosi anak menyebabkan rewel anak semakin menjadi-jadi.
7. Jangan terpancing. Rangkullah si anak dan ucapkan kalimat yang menenangkan. Dengan rangkulan dan kalimat yang menenangkan akan membuat dia merasa nyaman. Perasaan nyaman dan terlindungi, niscaya tak akan membuat anak jadi rewel berkepanjangan.
8. Jangan paksa anak melakukan sesuatu yang memang belum mampu dilakukannya. Untuk memacu semangatnya sekaligus membangun rasa percaya diri, berikan penghargaan walaupun kemampuan yang dicapai sangatlah kecil.
9. Anda hendaknya tak mudah putus asa bila melihat anak misalnya tergolong bertemperamen slow to warm up, yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri. Tumbuhkan saja pikiran positif bahwa Anda dapat membentuknya menjadi anak yang baik. Dengan keyakinan ini, interaksi anak-orangtua yang terbentuk niscaya akan baik.
10. Cara Anda berinteraksi dengan anak dapat memengaruhi sikapnya. Misal, anak yang memiliki kecenderungan rewel bisa jadi bertambah rewel saat memahami rewel dapat dijadikan sebagai senjata bagi dirinya. Apalagi bila orangtua selalu memenuhi atau mengalah saat dia bersikap rewel. Namun, bila Anda bersikap tidak mudah lunak dengan sikap rewelnya yang dijadikan sebagai senjata, maka bisa jadi dia tidak menjadi rewel karena ia sudah mengalami bahwa cara itu bukanlah cara efektif untuk meminta. Jadi interaksi yang benar bakal memengaruhi sikap anak.
11. Pemberian label pada anak malah akan menyebabkannya menjadi tak percaya diri. Bahkan bisa jadi lambat laun dia menjadi anak seperti yang dilabelkan selama ini. Umpama, diberi label si rewel dan si cengeng. Bisa jadi anak memilih bersikap rewel sepanjang waktu.
12. Untuk membangun sikap positif anak, tangkap-basahlah sikap manisnya dan berikan penghargaan. Jangan hanya memberikan perhatian saat anak sedang bersikap buruk. Dan, setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas orangtua adalah memaksimalkan kelebihan anak dan meminimalkan kekurangannya. Hal itu dapat menumbuhkan rasa percaya anak bahwa dirinya memang memiliki keistimewaan.
(tsa)